Sejak dari awal tahun 2017 lalu, ingin rasanya berada di tengah tempat
yang berbunga-bunga. Kebetulan, di Bantul pun mulai banyak ditemukan kerumunan
tanaman bunga. Misalnya di daerah Dlingo dengan bunga celocia pagoda yang sekarang juga mulai dibudidayakan di sekitar
Pesisir Pantai Samas.
Salah satu taman bunga celocia pagoda di Hutan Pinus Mangunan, Dlingo. |
Langit Jogja yang akhir-akhir ini berlukis awan abu-abu malah semakin membuatku
ingin menjumpa gerombolan bunga matahari. Berharap wajah-wajah bundar yang
terjaga lingkaran mahkota kuning itu bisa sedikit mengobati kerinduan pada
terangnya hari.
Pilihan itu jatuh pada Taman Bunga Matahari Dewari
Suasana kesibukan salah satu pasar dengan penjagaan Gunung Merapi, perbatasan Jogja-Magelang |
Pada pertengahan Februari 2018 keinginanku itu pun terwujud. Aku rela menunggu janji dengan seorang teman selama seminggu lebih. Pada
hari yang telah ditentukan, aku pun rela menunggunya selama hampir setengah jam di gapura
perbatasan Jogja-Magelang.
Hari yang telah kunanti ini ternyata direstui semesta.
Gagahnya Merapi pagi turut menjadi penyemangat perjalanan menuju Taman
Bunga Dewari. Lokasinya tak begitu jauh dari gapura perbatasan Jogja-Magelang. Tepatnya di Desa Baturono, Salam, Magelang.
Pintu masuk dan parkir |
Begini suasana Taman Bunga Matahari Dewari ketika pagi |
Akhirnya, aku kesampaian juga menginjakkan kaki di Taman Bunga Matahari Dewari. Sesungguhnya, tempat yang
ramai sesak oleh kerumunan manusia seperti ini bukan menjadi tempat yang “aku banget”. Akan tetapi, aku terlanjur dibuat
penasaran.
Sebenarnya, Bantul dan Kulon Progo juga telah memiliki taman bunga
matahari yang serupa. Taman bunga matahari di Bantul letaknya di pinggiran
deretan Pantai Samas, sedangkan taman bunga matahari di Kulon Progo berada di dekat
pesisir Pantai Glagah.
Nah kalau ini adalah potret taman bunga matahari di Bantul yang awalnya difungsikan sebagai penangkal hama tanaman cabai. Ramai yaa? |
Membahas tentang taman bunga matahari di Bantul, awalnya tanaman bunga
matahari ini sengaja ditanam oleh seorang petani cabai sebagai penangkal hama. Eh, lama-lama keberadaannya malah memikat minat para pemburu foto. Setelah beberapa
fotonya tersebar luas di media sosial, taman bunga matahari milik petani cabai itu pun menjadi amat ramai laiknya pasar raya sekaten.
Dahulu aku pernah menyempatkan ke taman bunga matahari di Bantul. Ramainya bukan main. Tiket masuknya Rp5.000 dan tarif parkirnya Rp2.000. Itu pun belum termasuk tiket masuk Pantai Samas seharga Rp5.000 per orang karena kebun bunga ini berada di kawasan Pantai Samas.
Taman Bunga Matahari Dewari, Magelang, ketika pagi, masih lumayan sepi |
Masih ada Gunung Merapi :) |
Berbeda dengan taman bunga matahari di Bantul dan Kulon Progo yang berada
di pesisir pantai, Taman Bunga Matahari Dewari di Magelang ini letaknya berada
di area persawahan dengan kepungan kesejukan pohon nyiur, Bukit Menoreh, serta Gunung
Merapi.
Pagi itu, sesaat setelah Taman Bunga Matahari Dewari dibuka, seorang perempuan
dengan rok renda berwarna merah berjalan menenteng topi. Langkahnya diikuti oleh seorang laki-laki yang membawa seperangkat kamera dibayar tunai. Hilir
mudik para perempuan menawan dan para juru kamera tak henti-hentinya mewarnai Taman Bunga Matahari
Dewari pada pagi ini.
Para perempuan tersebut ada yang bertopi, berhijab, berkacamata hitam, dan berambut
lembut terurai terbelai angin pagi. Tatapan mereka fokus kepada lensa
kamera di hadapannya dengan arahan pose oleh sang rekan.
Sejenak aku memperhatikan kesibukan mereka. “Hmmm apa suami tidak menyesal
tak turut serta ke sini? Padahal, banyak pemandangan segar di sini,”
batinku sambil tersenyum kecil. Eh, mungkin segar-segarnya bagi suami cukup dengan
menyambangi curug-curug yang ia rindukan setiap musim penghujan.
Tempat dengan jembatan bambu itu biasanya digunakan untuk mengambil angle foto |
Pandanganku kembali meneliti seluk Taman Bunga Matahari Dewari. Sepertinya, taman bunga seluas 2.800 meter persegi ini memang telah dipersiapkan secara matang oleh pengelola. Tempat ini telah ditata sedemikian rupa untuk bersiap jika sewaktu-waktu dibanjiri pengunjung.
Hamparan bunga matahari terbentang luas tanpa alang-alang yang menjadi penghalang pandangan. Lajur
tanaman bunganya dibuat rapi dengan sela di antara barisnya untuk pengambilan
foto. Penataan seperti ini cukup bermanfaat untuk mengurangi risiko rusaknya
taman bunga karena ulah pengunjung yang menyusup-nyusup atau berguling-guling yang tidak
pada tempatnya ala incess.
Di beberapa titik pengelola taman telah menyiapkan kursi-kursi untuk mengambil foto dengan sudut high angle. Artinya, pengelola telah cukup menangkap dan memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan pengunjung yang hobi berfoto.
Dalam hal kebersihan, sejumlah tempat sampah telah tersedia di antara rimbunnya bunga matahari. Papan-papan peringatan turut ditempel di beberapa tiang bambu tipis sebagai pengingat
agar pengunjung tetap bersahabat menjaga taman bunga.
Pada petak lahan yang lain, semaian benih baru tanaman bunga matahari juga telah tumbuh meninggi. Mungkin barisan tanaman belum berbunga itu disiapkan sebagai regenerasi jika pendahulunya telah layu, kering dan mati. Di pinggir-pinggir, terdengar pula suara gemericik air dari parit-parit yang membuat taman bunga matahari tak pernah kehausan.
Tips untuk pengunjung Taman Bunga Matahari Dewari
Waktu Terbaik
Berkunjunglah ke sini ketika pagi hari. Saat embun belum sepenuhnya
kering dari tampungan dedaunan, saat kabut tipis masih menyelimuti tetanaman, dan saat kelopak bunga matahari serempak mekar menghadap ke timur menanti pancaran mentari.
Menjelang siang, gelombang kehadiran pengunjung semakin hiruk. Bunga matahari
mulai melayu, tak secerah pagi tadi. Cuaca pun bertambah menyengat dan silau.
Kalau kata salah satu pengunjung: “Oh pantes puanas, lha dikeroyok matahari sebanyak ini.” Hehehehe.
Sepertinya weekend juga
bukanlah waktu terbaik untuk berkunjung. Aku sempat bertanya kepada penjaga
tiket Taman Bunga Matahari Dewari. Sejak
taman bunga ini resmi dibuka pada hari Sabtu tanggal 10 Februari 2018, jumlah pengunjung dalam
sehari bisa mencapai 1.200 orang. Jika seramai itu, apa ada harapan fotomu
tak bocor? Huhuhu.
Karena, siang sedikit sudah seramai ini lho :p |
Sabar
Hamparan Taman Bunga Matahari Dewari sangat luas, namun pengunjungnya
juga tak kalah banyak. Jika menginginkan foto yang tidak bocor, cobalah sedikit bersabar atau datanglah lebih pagi. Saling
pengertian dan berilah kesempatan kepada pengunjung lain untuk mengabadikan foto.
Alas Kaki
Jenis tanah di Taman Bunga Matahari Dewari adalah tanah sawah. Jadi, jika malam sebelumnya turun hujan, maka tanah becek pada keesokan hari tak bisa
terhindarkan. Bagi pengunjung perempuan yang hendak ke sini harap menghindari pemakaian alas kaki berhak tinggi. Karena bisa jadi akan menyiksa diri.
Menjaga
Pengunjung diharapkan tetap menjaga kebersihan dan juga keindahan Taman Bunga
Matahari Dewari. Tempat sampah sudah tersedia di mana-mana. Pun tulisan
peringatan untuk tidak memetik dan merusak taman.
Sayangnya, masih saja ada pengunjung yang nakal. Aku sempat menyaksikan sekelompok buuuibu sedang asyik menjumputi biji bunga matahari di salah satu bunga. Jika niatnya menginginkan biji bunga matahari, mungkin bisa memesan kepada pengelola dengan harga Rp25.000.
***
Jadi, bagaimana? Perempuan itu kan suka keindahan. Sebagai salah satu simbolnya adalah bunga-bunga.
Nah, coba saja ajak perempuanmu ke sini. Kirimkan dia salah satu foto
hamparan luas Taman Bunga Matahari Dewari. Kemudian sisipi dengan kalimat
ajakan ala kamu, misalnya
"Dik, mau nggak tak antar ke sini? nanti tak fotoin deh."
Maka dia akan menjawab:
~ Waaah di mana itu? Baguuss...aku mauuu... Yuuk kapaan ke sana?
~ Iya deh nanti kapan-kapan tak ngajak temen aku juga biar nggak berdua aja.
~ Aku maunya bunga bank mas. *Riba dekk*
~ Aku maunya diajak belanja ke MATAHARI* mas! lebih adem! Takutnya
tambah item kalau diajak panas-panasan begitu.
~ Halah jangan kebanyakan modus mas, mending buruan halalin aku. *lari kenceng gandeng tangannya ke KUA*
Namanya juga usaha. Ya usaha dulu aja. Modalnya optimis dan niat baik.
~ Halah jangan kebanyakan modus mas, mending buruan halalin aku. *lari kenceng gandeng tangannya ke KUA*
Namanya juga usaha. Ya usaha dulu aja. Modalnya optimis dan niat baik.
Oh ya, tips di atas hanya untuk
orang-orang yang tak punya hobi: membuat berbunga-bunga, kemudian
melayukan sebelum mekar.
Yasudah kalau dia menolak. Ke Taman Bunga Matahari Dewari sendirian juga tak
masalah. Kalau cuma mau mencari obyek untuk dijadikan model, aku yakin di sana ada banyak dan
bertebaran. Siapa tahu lho malah dapat kenalan?
Dwi, Tirta, Noveria. Dokumentasi oleh: Mbak Mardiya :) |
***
“Jadi kapan terakhir hatimu berbunga-bunga?”
Info lebih lanjut tentang Taman Dewari:
Buka: Setiap hari pukul: 08.00-18.00
Alamat: Desa Baturono, Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Harga Tiket Masuk: Rp5.000
Info sama dengan yang tertera di instagram: @tamandewari
Alamat: Desa Baturono, Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Harga Tiket Masuk: Rp5.000
Info sama dengan yang tertera di instagram: @tamandewari