Akhirnya Kesampaian ke Pantai Lolang Gunungkidul

Rabu, Agustus 10, 2016


Seorang teman yang terakhir ketemunya sudah sekitar setahun yang lalu tiba-tiba ngajak dolan.

“Kemana?”

Pertanyaan yang butuh 2 hari untuk bisa menjawab dan bersepakat. Terkadang keinginan, keadaan, situasi dan kondisi memang melahirkan beberapa pertimbangan.
Contohnya:

“nyunrise aja yuk mbak”.
Rumahnya Turi Sleman, sedangkan aku di Bantul, nanti ketemunya matahari sudah tinggi. Coret ya?

“Main-main air terjun ke Kulon Progo aja yuk mbak”.
Aku buta jalan daerah Kulon Progo, dia juga demikian. Batal.

Setelah berdiskusi lagi, akhirnya kami menemukan kesamaan. Sama-sama suka sama pantai dan sedang merindunya. Hari itu lumayan mendapatkan kejutan, bahwa temanku ternyata membawa serta temannya. Dia adalah Mas Alan yang kebetulan sekali sedang mudik ke Jogja. Empunya http://www.catatannobi.com/ yang sering kubaca tulisannya ketika aku sedang keranjingan parpantaian Gunungkidul beberapa tahun yang lalu.

"Yes dapat guide terpercaya :p"

“Memangnya mau ke pantai mana?” tanya Mas Alan kepada kami.
“Yang sepi, yang belum pernah” *cukup berat*

Nove, temanku itu sangat ingin mengunjungi Pantai Sanglen, sedangkan aku ingin sekali ke pantai yang gagal kutemukan saat kucari 2 tahun yang lalu.

“Pantai mana ya itu, pokoknnya pantainya sebelah barat pantai sepanjang”. Aku mencoba menjelaskan kepada Mas Alan.
“Pantai Lolang?” jawabnya cepat.
“Iya benar, asyikkk” *senyum-senyum bahagia*

Meeting point kita adalah di Jembatan Siluk sebelum Jalan Panggang. Tak lama aku menunggu, akhirnya sekitar 5 menit mereka sudah sampai di pangkalan ojek beberapa meter sebelah timur setelah jembatan. Selanjutnya dua motor berjalan dengan kecepatan tak terlalu kencang. Mereka berboncengan di urutan depan, sedangkan aku menjaga jarak tak terlalu jauh di belakang.

Baru ngerti Pantai Sepanjang ada tulisan kaya begini sekarang :p

Beberapa saat setelah tulisan “PANTAI SEPANJANG” di tikungan masuk arah pantai, kami mengurangi kecepatan laju kendaraan kami karena memang jalannya tidak terlalu rata dibandingkan oleh aspal mulus sepanjang jalan tadi.
Lalu lalang bis pariwisata, penjual peyek, rumput laut kering, juga pengunjung Pantai Sepanjang saat itu pun lumayan ramai.

Aku tetap memposisikan mengendarai sepeda motorku di belakang, mengikuti setiap jalan yang mereka tempuh.
Sebelah barat Pantai Sepanjang, terdapat jalan yang tak terlalu lebar dan semakin menyempit. Dari jalan tersebut, tetap lurus saja nanti akan ada pantai kecil tepat di pinggir jalan tetap lurus pelan-pelan ke barat. Jadi, tepat di sebelah barat pantai ada jalan sempalan yang belum di aspal, masuk.

“Oh jadi di sini letak kesalahanku ketika kucari pantai ini 2 tahun yang lalu”

Ya harusnya masuk jalan gronjal-gronjal itu, tetapi aku dulu malah nurut jalan aspal yang selanjutnya membawaku ke ladang singkong. Baiklah, kesalahan masa lalu baiknya memang buat pembelajaran saja.

Akhirnya, kesampaian juga ketemu sama Pantai Lolang. Sekilas kulihat penampakannya dari pinggir jalan sudah cukup menggoda. Cepat-cepat kami parkirkan kendaraan di tanah luas sebelah barat laut pantai ini.



“Horeee tak ada orang”. Hanya kami bertiga saja penghuni pantai ini.

Ketemu sama sesuatu yang gagal ditemukan 2 tahun yang lalu itu rasanya seperti seperti apa?
Lega, seneng, bahagia. Perasaan penasaran yang selama ini menghantui “sirna” sudah.

Kuturuni anak tangganya, mataku tertuju kepada pohon duras yang tumbuh kokoh di pinggir pantai yang juga langsung membuatku jatuh cinta. *gampang amat jatuh cinta*

Pohon Duras ini persis seperti yang menjadi ikonnya Pantai Pok Tunggal. Di Pantai Lolang, terdapat dua Pohon Duras yang tumbuh dengan jarak tak terlalu jauh. Beberapa karang membentengi sebelah timur dengan bentuk yang menyerupai balok-balok meja agak tinggi.

Pohon Duras itu entah lagi hijau atau meranggas kok tetep eksotis sih?

Pantai ini bentuknya tak terlalu luas. Pasirnya berwarna cokelat keputih-putihan dengan tekstur yang tak begitu halus. Jika berjalan ke arah selatan, tekstur pasirnya akan semakin kasar karena di sebelah selatan mendekati air pantai, pasir lebih didominasi campuran cangkang kerang putih.

Begini, berpayung karang. Teduh.

Sebelah barat, terdapat karang melengkung teduh menyerupai kanopi. Ini seperti sebuah ruangan rumah tapi ada ombak pantainya. Kita bisa duduk-duduk santai di ruang beratap karang tersebut. Karena ruangnya yang agak luas, sepertinya juga bisa digunakan sebagai tempat arisan. Haha ide payah.

Sekali lagi, pantai ini sungguh tak terlalu luas, malah bisa dikatakan sempit. Tetapi justru itu istimewanya. Kami bisa lebih leluasa menikmati setiap sudut pantai ini dengan selonjoran, bahkan tidur-tiduran. 

Nah kan? ini tamu tapi jadi guide plus potograpernya :') aneh banget :p

Lantainya kaya dicor kan?

Bisa tiduran

Atau gulung-gulung

Betah pokoknya :*
Teduh, damai, sepi, nyaman. Beberapa clue yang membuat kami tak ingin cepat-cepat beranjak meninggalkan.

Namun begitu, sekitar pukul 15.00 WIB sepasang kekasih turun tangga menuju pantai, disusul rombongan keluarga lengkap yang mengendarai mobil. Ini sebuah kode yang mengingatkan bahwa waktu telah beranjak sore. Kami juga masih punya satu tempat yang masuk list kunjungan sore ini: senja di BaronTekhnopark.
Kami segera menaiki anak tangga menuju parkiran motor. Tetapi cantiknya Pohon Duras masih membuatku ingin sekali lagi mengabadikannya.

Noveria Ariftyan Rasyida In Frame

Ah syeeekkk :)) entah ini actingnya menghayati betul 

Perjalanan pulang dari Pantai Lolang, kami mampir sholat ashar di sebuah Mushola yang berada di pinggiran Pantai Sepanjang. Selepas ashar, pemandangan atribut kekinian sepanjang pinggiran pantai menarik kami untuk berjalan mendekat, dan akhirnya berhasil membuat kami untuk menyandingnya sebagai frame foto.

Deg-degan kalau ayunannya sampai ambruk :p
Aku tetap cinta produk lokal: Miedes Pundong ala jajanan pasar

Masih tidak menyangka, bahwa teman yang dibawa Nove itu adalah Mas Alan. Sampai detik aku nulis ini pun masih tidak menyangka :p
Benar yang dikatakan orang, bahwa dunia itu sempit, tapi kadang kala dunia juga tak selebar daun kelor. Nah terus yang benar yang mana?

Selain alasan mudik ke Jogja karena acara syawalan keluarga, aku mencoba mengajukan pertanyaan alasannya mudik ke Jogja kepada Mas Alan berulang agar jawabannya semakin teruji.

“Sebenarnya, ada acara apa mudik ke Jogja mas?”
“Aku mendadak kangen Jogja, jadi cusss aja” (nah berubah lagi)
“Kangen Jogja apa kangen orang yang ada di Jogja?”
“Jogja dan seisinya” jawabnya cepat. Hihihihi

Mudik lagi kabar-kabar ya? semoga besok nambah personil kalau main lagi. Aku sudah ngajak "teman" J

***

Pesona Pantai Lolang masih menyihirku sepanjang jalan. Termasuk ketika untuk pertama kalinya aku mengendarai motorku sendirian sampai selepas isya melewati jalan panggang yang gulita.

Akhirnya kesampaian ke Pantai Lolang, yang bayangan indahnya susah hilang. 

*Dokumentasi sebagian besar oleh: Alan Nobita

Terima Kasih Sudah Berkunjung

23 comments

  1. Akhirnya ketemu sama mas Alan. Aku aja belum pernah ketemu hahahahhaha

    BalasHapus
  2. Wouhhh jadi Alan mudik Jogja? Dan nggak bilang ke temen yang lain, tapi malah jalan bareng mbak Dwi, okay. Omong-omong Pantai Lolang ini bagus juga yah, masih sepi, dan ada Pohon Duras. Jenis sama seperti pohon yang cuma tinggal satu di Pok Tunggal itu kan? Wah jangan sampai pohon di Lolang diduduki ama yang berat-berat lagi patah semua dan hanya menyisakan dua, ntar kan namanya jadi Pok Dwi. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayanya mas alan sedang merindukan jogja dan "seisi isinya" jadi mudik jogja.
      Aku mencari pantai ini sudah 2 tahun yg lalu mas akhirnyaa ketemu juga :')
      Iya pohon durasnya ada 2, sering buat hammock an kayanya mas. Pohon aja ada 2 lho, masa kamu sendirian teruss

      Hapus
    2. klo adikku yg kuliah di Solo udah masuk lagi, mudikku kadang ke Solo lim,,nnti tak japri deh :D

      Hapus
    3. Aku juga pingin ke solo tapi tak tahu jalan :o takut e jalan searah malah tak tabras

      Hapus
  3. Aku berulang kali ke sepanjang tapi malah belum sekalipun mencoba ke lolang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga kan nyari pantai ini 2 taun lagi ketemu mas...haha
      Sepanjang ke barat ntar ada persimpangan jalan aspal sama gronjal2 ambil yang selatan

      Hapus
  4. Jadi semua pertamyaanmu itu ujian mba dwi.. (-__-')
    hmm pohon duras di Pok tunggal ada juga tuh mba dwi yg dijalan naik ke bukit panjul :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong ujian :p
      Aku ga dong mana bukit panjul. Dolanku kurang terpencil we mas.. belum kujelajahi --"
      Selesaikan misimu, kemudian ayo rame rame dolan meneh :)

      Hapus
  5. Nggak ada pasirnya ya itu? kok cor semua? :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada kok mas, coba liat foto yg dari jauh pasirnya keliatan

      Hapus
  6. Kok kalian fotonya serba romantis semua sih?

    Ketemu sama sesuatu yang gagal ditemukan 2 tahun yang lalu itu rasanya seperti seperti apa?
    Lega, seneng, bahagia.

    Kalau ketemu sama pangeran gimana mba? atau ketemu mantan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serba romantis sama pasir, sama ombak, sama pohon, wkwk
      Doain yang banyak ya nif biar segera ketemu :)

      Hapus
    2. Sudah dipertemukan lho. jangan banyak memilih :p
      Ajakin aku piknik plisss

      Hapus
  7. Niat ngelilingin indo jadi semakin bulet gara-gara baca blog ini.
    Ah sudah-sudah, gak ada lagi blanja ini-itu. Niatin nabung buat jalan-jalan.. semangaaaaaaatttt!!!!

    BalasHapus
  8. Mantab , akhirnya bisa kesampaian ... kalau saya pengen ke pantai lombok
    NLP Surabaya

    BalasHapus
  9. Wah pantainya kece y mbak ada gandulannya... Mie des itu yg bikin istimewa... Wah mantap jalan sama mas alan dah....

    BalasHapus
  10. saya baru tahu kalau ada nama pantai lolang, pantainya juga bagus dan indah, thanks infonya mbak, kalau liburan bisa dong kesana..

    BalasHapus