Maaf, Dalam Doaku Namamu Kusebut (Guru)

Selasa, November 25, 2014

Semua pekerjaan apapun itu akan sangat menyenangkan jika itu adalah panggilan jiwa. Artinya itu datang dari hati.
Apalagi itu adalah hobby.
Orang yang hobby motor kerjanya di dunia otomotif. Yang hobby bola jadi pemain bola. Yang hobby menulis jadi penulis. Yang hobby menggambar kerja di dunia animasi dan seni dan sebagainya.
Dalam hati, sudah terpanggil berada di dunia pendidikan….sejak bertahun-tahun yang lalu apapun bentuknya.


Diajak seorang teman menjadi pengajar TPA di Sekitar Desa Bogoran belakang RSUD Bantul…
Menjalani hari hari sore di sana, tiap pulang kuliah langsungan ke sana pulang malem pulang malem dan memang tanpa pamrih.
Momen itu meyakinkanku dimana duniaku.
Aku suka di dunia ini.

Entah apa juga yang menuntunku datang di tempat ini,
Sekolah kecil di pinggiran sawah dan sungai nongo.
Sekolah yang jauh dari full fasilitas. Tidak ada halaman, tidak ada ruang perpustakaan, laboraturium…
Tapi tahukah ada apa di dalamnya?
Siswa-siswanya luar biasa…
Guru-gurunya yang tuluss luar biasa ikhlasnya.

Ketika guru-guru PNS datang terlambat pulang awal,
Kita di tempat ini, datang lebih awal dan pulang lebih akhir.
Ketika ada siswa yang belum bisa membaca, guru dengan sukarelanya menambah jamnya di luar pelajaran menuntun mereka sampaiii bisa.

Di tempat ini pula adalah ladang belajar. Belajar bukan hanya belajar dari sesama guru, tetapi dari siswa itu sendiri.
Suasana di tempat ini cukup terbuka. Semua berhak menerima kritik dan masukan, termasuk masukan dari siswa itu sendiri.
Misalnya seperti ini: “bu guruuu mbok dikasih pr biar kalau di rumah semangat belajar”
“bu guru, kok jilbabnya ga matching sama bajunya ya hari ini?’
“bu guru, kok ga pake bros kura-kura e?”
“bu guru…mbok masuknya ki nanti….kita lagi leren sebentar lho ini…”
“bu guru…kalau nyatet ki jangan banyak-banyak”
“bu guru… ayo mbok jalan-jalan…bosen di kelas terus ki..”
“bu guru… minta izin minum  ya bu..saya haus, kalau haus itu bikin pusing tidak bisa konsentrasi”

Dan kita harus memperhatikan kritik saran tersebut walau pun hanya sesederhana itu…
Karena itu adalah kebutuhan mereka,
Itu kata hati mereka… manusia-manusia kecil nan polosnya  

Bayangkan jika ada siswa yang dalam kondisi kelaparan dan kehausan tetapi kita melarangnya untuk minum sampai pelajaran selesai. Maka energinya yang habis itu akan mengambil dari mana?
Kasian… kalau terkadang guru harus menjadi polisi yang memvonis ikuti aturan saya sepenuhnya.

Mereka memiliki keunikan mereka. Mereka tidak sama. Mereka berasal dari kondisi social, budaya, cara pola asuh yang beragam…
Kita tidak bisa menyeragamkan cara dan pola mengajar
Kita juga tidak bisa menyeragamkan perlakuan…
Karena mereka memiliki masalah belajar mereka masing-masing.
Jadi guru harus fleksibel, enggak kaku.
Misalnya, ada siswa yang geraknya begitu aktif…dan memang mereka tidak bisa diam anteng duduk di kursi..tangannya harus bergerak. Memainkan pensil, ngetuk-ngetuk meja. Kakinya juga jalan-jalan ke sana  kemari.. hemmmm
Ada satu siswa yang hobby nya kalau pelajaran keluar kelas...dia ke sawah, cari ular, kadal, manjat-manjat pohon..

caranya turun dari tangga pun dengan manjat pohon

Kita pernah menjadi anak-anak, kita pernah menjadi siswa dan sekolah.
Kita tahu bagaimana rasanya punya guru yang asyik. Iya, berarti kita harus introspeksi bagaimana harus menjadi guru yang asyik itu…
Mereka terkadang hanya perlu mendapat perhatian kita, didengarkan saat cerita..

ketika dia kangen ibunya pas di sekolah

dan kita harus bisa jadi ibunya ke dua ketika di sekolah

Mereka tidak butuh melulu mendapatkan materi pelajaran…
SD, KD.. itu penting, tapi terlebih-lebih penting adalah bagaimana kita bisa mendidik mereka dengan baik.
terkadang, kita harus bisa menjadi api peyemangatnya ketika mereka putus asa

menjadi teman mereka

mengerti dunia mereka masih dunia bermain

Luar biasa jika seorang guru bisa membangun sebuah ikatan batin kepada mereka…
Guru menyebut doa muridnya ketika sholat malam,
Dan ternyata muridnya juga menyebut nama gurunya ketika sholat malam :”
Dan kita disebut-sebut doanya terus sepanjang hidupnya…”


kenalkan sebaik-baiknya dengan Tuhannya sejak kecil

Seorang dosen pernah mengatakan: “Guru yang berhasil itu adalah, ketika  beliau izin tidak berangkat sekolah, murid-muridnya akan susah dan bersedih bukan teriak kegirangan”

Ada satu kelas di sekolahku, yang memang seperti itu… ketika banyak agendaku yang jadwalnya tepat di Hari Senin, membuatku untuk dengan terpaksa absen mengajar di kelas itu selama 2 senin berturut-turut.

ini surat peringatan yang kedua dari mereka :')

Apa yang terjadi? Mereka juga mengirimkanku sebuah surat peringatan selama 2 kali berturut-turut.
Tapi itu bukan ukuran juga sih… mungkin mereka hanya jengkel kepada gurunya yang makan gaji buta. Heuheuheu… :D

Terkadang jika memang gurunya kurang piknik,
Korbannya adalah siswanya yang diajak belajar outdor..ahahah gurunya seneng, siswanya apalagi.


kita belajar di pinggiran kali nongo, nonton bebek berenang

Jauh di luar hiruk pikuk penuntutan kenaikan gaji guru, iya guru honorer yang gajinya jauuuuhhhh di bawah kelayakan peri kemanusiaan yang tidak perlu dibahas lebih panjang.
Jauh dari itu, terdapat guru-guru Indonesia yang luar biasa ikhlasnya :’
Ikhlas mengajar dan mendidik, ikhlas memperbaiki akhlak anak didiknya
Allah tidak tidur, Dia akan dan pasti membalas yang terbaik
Tidak melulu dengan materi.. iya :)
Ibu, bapak guru…
Fokus kepada tuntut menuntut materi akan mengalihakn berapa besar energi  kita untuk mendidik ikhlas…
Iya itu penting. Penting sekali. Tetapi lebih penting energy  kita fokus untuk mereka.

Terimakasih Bapak, Ibu, Guru
Terimakasih karena kalian telah mengkerak menjadi bagian hidupku…
Lebih daripada embun penyejuk…
Karena kesejukanmu tak pernah menjadi uap oleh matahari
Kesejukanmu akan terus dan terus ada menyejukkan….

“alam semesta raya adalah sekolahku, dan semua orang adalah guruku”

Kita semua adalah guru bagi kita sendiri…
Perempuan terlebih lagi, adalah guru paling utama bagi anak-anaknya dan calon anaknya kelak
Laki-laki, adalah guru utama untuk istrinya dan keluarganya
Orangtua adalah guru… selamanya guru
Selamat hari guru,
Dalam doaku namamu kusebut (guru)


-Dwis, 25 November 2014-

Terima Kasih Sudah Berkunjung

3 comments

  1. Luar biasa Bu.., saya pun merindukan suasana itu, karena sekarang tidak kudapat lagi. tapi sayang, ada hal lain yang membuat saya memilih jalan berbeda, :-)

    BalasHapus
  2. aaa pak anas, aku pingin sharing sm njenengan lagi...
    akupun tidak tahu ke depannya di sini juga entah sampai kapan. Tetep semangat dan melakukan yang terbaik dengan hati...

    BalasHapus